Kamis, 18 Juli 2013

Cinta Sejati

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang mengejutkan. Menurutnya; Sebuah hubungan cinta pasti akan menemukan titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna dan yang tersisa hanya dorongan seks bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivitas dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endofin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggungjawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber : www.detik.com)

Subhanallah, ingatkah kita mengenai memilih pasangan? Apakah ia tentang kecantikan, harta, atau kedudukan? Jagalah perasaan cinta kepada orang lain, sekalipun jika kamu hanya tinggal menghitung hari menuju perjanjian kuat. Sebab, ia bukan suami atau istrimu, maka kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cintamu padanya.

Bayangkanlah... bila kekasihmu nanti ketika hamil tubuhnya menjadi begitu gemuk, betisnya membesar, belum lagi berjerawat sebab hormon tubuhnya pun berubah, seiring waktu kulit pasanganmu semakin menghitam sebab terik matahari, atau perlahan kamu perhatikan keriput-keriput itu muncul. Dulu, senyumannya yang mempesona menjadi begitu biasa sebab berjalannya waktu. Bayangkanlah... bila suatu hari kekasihmu mengalami sebuah penyakit yang membuatnya hanya bisa terbaring beberapa lama, masihkah kamu mencintainya? Semoga kisah Abdurahman bin Abi Bakar dan Laila bintu al Jundi, mampu membawa hikmah, kepada hati-hati yang gemar belajar. Bismillah.

Ada ungkapan Arab yang menarik : "Setiap yang terlarang itu menarik!" Maka, hubungan sebelum menikah mungkin menjadi begitu menarik bagi sebagian orang. Namun, ketika ijab-qabul sudah diucapkan maka setan-setan bubar jalan untuk menggoda. Pernikahan membuat seseorang tahu bahwa... mereka tidak semata menemukan indahnya paras, harta benda, atau kedudukan, melainkan juga keindahan hati atau juga jati diri seseorang.

Di dalam surat Al-Baqarah : 102, ada setan yang bertugas menceraikan seorang suami dari istrinya melalui sihir. Dan tentunya setan yang sudah diberi wewenang untuk menggoda manusia sampai hari kiamat takkan berhenti ketika telah menikah, ia akan menggoda manusia dalam rumah tangga. Maka kemungkinan rumah tangga tanpa masalah atau gejolak akan sangat-sangat minim. Baik pada lapisan mereka yang kafir maupun penuh keimanan. 

Kejernihan pikiran, kemurnian hati, dan lurusnya niat semoga membantu kita untuk mudah dan kuat dalam menyikapinya, mempertahankan komitmen.

Dan sebelum pada komitmen itu, pilihlah ia yang memiliki potensi-potensi kebaikan serta agama yang ada dalam dirinya. "Bila ada seorang yang agama dan akhlaknya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi" (Riwayat At Tirmizy dan lainnya) Maka bolehkah saya menulis, jika kita memilih tanpa memperhatikan agama dan akhlaknya, maka juga akan menciptakan kekacauan dan kerusakan? Sebab cinta yang tumbuh karena agama, amal sholeh, akhlak yang baik sepatutnya menjadi sesuatu yang mengabadi dan melegenda. 



Saya selalu saja teringat kisah Rasulullah dan Khadijah, jika secara logika saja... bagaimana mungkin seorang pemuda tampan menikahi seorang janda yang usianya berbeda belasan tahun, setia pada komitmennya hingga sang istri-lah yang meninggalkannya lebih dulu? MasyaAllah, Allahu Akbar. Tidakkah kita juga mengharapkan, cinta yang dibawa hingga pada kehidupan setelah dunia? Tidakkah kita mengharapkan kekasih yang selalu disisi kita bahkan saat kita harus berjalan dengan tongkat dan wajah kriput?

InsyaAllah, hanya cinta kepada iman dan akhlak-lah yang mampu menyelamatkan.

"Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibandingkan selain keduanya, ia mencintai seseorang tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api" (Muttafaqun 'alaih)

Yahya bin Mu'az berkata :
"Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu" Menurut penjelasan ustadz Muhammad Arifin Badri, yang demikian itu karena cintamu akan tumbuh bersemu karena iman, amal sholeh dan akhlak mulia, sehingga bila iman orang yang kamu cintai tidak bertambah, maka cinta kamupun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang kamu cintai berkurang, maka cintamupun turut berkurang.

Kamu mencintainya bukan karena materi, pangkat, kedudukan, wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlak. InsyaAllah inilah cinta sejati.



Allah mencintai ia yang kuat :)
~*Aisyah Asyafiyah*~
19/07/2013

dengan banyak pengeditan dan penyesuaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar